Kamis, 06 Desember 2018

Makan berantakan jodohnya brewokan? apa iya?


Kearifan lokal
Hani Rosiyani // Penerbitan 1B // NIM ( 18310185 )

Makan berantakan jodohnya brewokan? Apa iya?

       Dari berbagai daerah mungkin sering mendengar sebuah mitos yang sampai saat ini masih dijalankan atau dipercayai oleh sebagian orang, tidak menutup kemungkinan orang-orang terdahulu bahkan sampai saat ini masih menjalankannya karena konon sebuah ke pamalin ini benar-benar ada efeknya dimasa yang akan datang seperti yang akan saya ulas dan kembangkan mengenai budaya makan berantakan maka ia akan mendapatkan suami atau jodoh yang brewokkan, dalam perkembangan zaman yang kita alami saat ini sebagian orang masih mempercayai hal tersebut sehingga banyak orang yang berusaha makan dengan rapi tanpa meninggalkan sepeser nasi atau serpihan makanan yang berserakan.

         Seacara logika hal tersebut dilakukan agar kita sebagai manusia bisa lebih menghargai makanan dan bisa makan dengan rapi tanpa meninggalkan kotoran apa pun dan dengan begitu kita akan lebih mudah membersihkan piring atau tempat kita. Tetapi lain halnya dengan ke pamalian yang diyakini oleh orang terdahulu, mereka meyakini hal tersebut tetapi tidak tahu alasan apa yang membuat mereka berspekulasi demikian. Maka dari itu tujuan dari tulisan ini adalah mencari tahu dan mengorek apa sebenarnya alasan dari sebuah spekulasi yang bisa dibilang tidak masuk akal, bayangkan saja bagaimana bisa hanya karna makan berantakan kita bisa mendapatkan jodoh yang brewokan. Saya mempunyai pendapat bahwa sebagian orang tidak menyukai orang yang brewok dengan begitu masyarakat terdahulu meyakini apabila makannya tidak rapi selayaknya manusia yang beradab maka dia akan mendapatkan suatu keburukan berupa suami yang memiliki brewok pada dasarnya kearifan lokal ini mengajarkan kita sebagai manusia harus bertingkah seperti manusia bukan seperti hewan yang makannya selalu berantakan sana sini.

       Begitulah kenapa dikaitkan dengan suami atau jodoh karena manusia sudah diciptakan berpasang-pasangan dan pastinya setelah mendapatkan jodoh kita akan hidup bersama dengannya sampai maut memisahkan, tentunya Anda juga tidak inginkan mendapatkan jodoh yang tidak sesuai dengan apa yang Anda selalu doakan setiap harinya. Demikianlah kesimpulan yang dapat kita per oleh dari kearifan lokal yang sudah menjadi tradisi masyarakat terdahulu yakni menjadikan manusia yang beradab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar