Kearifan lokal
Hani Rosiyani // Penerbitan 1B // NIM ( 18310185 )
Makan
berantakan jodohnya brewokan? Apa iya?
Dari berbagai daerah mungkin sering mendengar sebuah
mitos yang sampai saat ini masih dijalankan atau dipercayai oleh sebagian
orang, tidak menutup kemungkinan orang-orang terdahulu bahkan sampai saat ini
masih menjalankannya karena konon sebuah ke pamalin ini benar-benar ada efeknya
dimasa yang akan datang seperti yang akan saya ulas dan kembangkan mengenai
budaya makan berantakan maka ia akan mendapatkan suami atau jodoh yang
brewokkan, dalam perkembangan zaman yang kita alami saat ini sebagian orang masih
mempercayai hal tersebut sehingga banyak orang yang berusaha makan dengan rapi
tanpa meninggalkan sepeser nasi atau serpihan makanan yang berserakan.
Seacara logika hal tersebut dilakukan agar kita
sebagai manusia bisa lebih menghargai makanan dan bisa makan dengan rapi tanpa
meninggalkan kotoran apa pun dan dengan begitu kita akan lebih mudah
membersihkan piring atau tempat kita. Tetapi lain halnya dengan ke pamalian
yang diyakini oleh orang terdahulu, mereka meyakini hal tersebut tetapi tidak
tahu alasan apa yang membuat mereka berspekulasi demikian. Maka dari itu tujuan
dari tulisan ini adalah mencari tahu dan mengorek apa sebenarnya alasan dari
sebuah spekulasi yang bisa dibilang tidak masuk akal, bayangkan saja bagaimana
bisa hanya karna makan berantakan kita bisa mendapatkan jodoh yang brewokan.
Saya mempunyai pendapat bahwa sebagian orang tidak menyukai orang yang brewok
dengan begitu masyarakat terdahulu meyakini apabila makannya tidak rapi
selayaknya manusia yang beradab maka dia akan mendapatkan suatu keburukan
berupa suami yang memiliki brewok pada dasarnya kearifan lokal ini mengajarkan
kita sebagai manusia harus bertingkah seperti manusia bukan seperti hewan yang
makannya selalu berantakan sana sini.
Begitulah kenapa dikaitkan dengan suami atau jodoh
karena manusia sudah diciptakan berpasang-pasangan dan pastinya setelah
mendapatkan jodoh kita akan hidup bersama dengannya sampai maut memisahkan,
tentunya Anda juga tidak inginkan mendapatkan jodoh yang tidak sesuai dengan
apa yang Anda selalu doakan setiap harinya. Demikianlah kesimpulan yang dapat
kita per oleh dari kearifan lokal yang sudah menjadi tradisi masyarakat
terdahulu yakni menjadikan manusia yang beradab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar